Senin, 02 Februari 2009

Iwan Setiawan


Entrenador yang Rela Naik Becak

“Hei, lihat rekanmu! Jangan mengumpan bola sembarangan! Saya tidak menolerir hasil buruk!”

UCAPAN di atas mungkin terdengar kasar dan penuh emosi. Namun dibalik sifat temperamental pelatih Persiraja Banda Aceh ini tersembunyi sikap rendah hati yang menyejukkan para pemainnya.


Ya, entrenador bernama lengkap Iwan Setiawan ini dikenal sangat bersahaja di kalangan pesepakbola. Lelaki yang biasa disapa Om Iwan oleh para punggawanya tersebut memang tak pandang bulu dalam bergaul dan bersahabat. Bahkan, bisa jadi tak ada yang menyangka pelatih berlisensi A ini rela berangkat ke pusat latihan klub dengan menumpang becak.


“Saya pernah menumpang becak pergi ke tempat latihan. Kadang-kadang malah dibonceng teman naik sepeda motor. Saya tak peduli meskipun saya dikatakan tak level seperti itu,” kenang arsitek bola berkacamata ini.


Iwan memang bukan pelatih sembarangan. Ia memulai karir kepelatihannya di tahun 1992 bersama PSSI. Sejak itu, karirnya terus melejit setelah berhasil mendapatkan C dan B license di bawah naungan Asian Footbal Confederation (AFC) pada tahun 1997.


Puncak titel pelatihnya sukses dicapai usai menggembleng ilmu di Belanda setahun kemudian. Bersama KNVB (PSSI-nya Belanda), Iwan meraih sertifikat A yang merupakan lisensi tertinggi dalam dunia kepelatihan.


Sepulangnya dari Negeri Kincir Angin tersebut, pria yang lahir di Medan, 5 Juli 1968 ini dipercaya membesut Persikabo Bogor yang sedang berkompetisi di Liga Indonesia musim kelima. Sebelumnya, pelatih berkacamata yang gemar mengenakan celana pendek ini sempat mengasuh Persija Jakarta U-18. Iwan juga pernah berlabuh di Persijatim Solo yang saat ini lebih dikenal dengan nama Sriwijaya FC.


Sertifikat mentereng di tangannya tentu bukan sekedar pepesan kosong. Ayah dari libero muda Aceh, Bryan Muharram yang saat ini sedang memperkuat pasukan Tanah Rencong di Paraguay tersebut membuktikan sentuhan emasnya saat menjuarai Piala Asia Pasifik bersama Timnas Indonesia U-14 tahun 2004.


“Saat itu adalah masa-masa terindah yang pernah saya rengkuh. Menjuarai Piala Asia Pasifik jelas membawa kebanggaan bagi Indonesia yang sudah lama tak pernah lagi menjuarai ajang sepakbola internasional,” celoteh pria berdarah Aceh tulen ini.


Prestasi tersebut membuat manajemen PSMS Medan kepincut. Lelaki yang dianugerahi lima anak buah perkawinannya dengan Dewi Anggraini itu, dipercayakan melatih Ellie Aiboy dkk pada putaran perdana Indonesia Super League (ISL).


Sayang, hubungannya bersama kubu Ayam Kinantan tak berlangsung lama. Iwan bahkan didepak hanya dalam kurun waktu dua pertandingan. Padahal, ia mampu membawa PSMS menahan imbang Persiwa Wamena 2-2 dan cuma takluk 0-1 atas Persipura Jayapura, tim terkuat di Liga Super.


“Pemecatan itu tidak fair. Mampu mengimbangi dan hanya kalah tipis dari tim paling tangguh di Liga Super jelas tidak bisa menjadi patokan seorang pelatih gagal menangani sebuah tim,” sergah Iwan.


Usai pemecatan kontroversial itu, Iwan pulang ke Aceh dan melatih klub Divisi III Persas Sabang. Tapi yang namanya pelatih high class, tentu banyak diincar klub-klub papan atas. Hanya setengah musim bersama Persas, Iwan direkrut Persiraja yang baru saja ditinggalkan Headcoach Herry Kiswanto ke Persikab Bandung.


“Ketika Persiraja meminta saya menangani mereka, tanpa pikir panjang langsung saya setujui. Saya memang ingin melatih klub-klub papan atas di Aceh,” ujarnya.


Tak salah, skuad Lantak Laju sudah dibawa Iwan nangkring di peringkat ketujuh klasemen sementara Indonesia Premier League (IPL) usai membungkam Persibat Batang 1-0 di Stadion H Dimurthala Lampineung Banda Aceh, pertengahan pekan kemarin.


Kini, Iwan yang ketika masih menjadi pemain pernah bahu-membahu bersama Herry Kiswanto di Pra Piala Dunia 1990 berjanji bakal membawa Laskar Rencong menembus Liga Super musim depan.


“Walaupun Persiraja sedang krisis dana, saya berjanji bakal membawa tim ini ke tangga promosi Liga Super. Soal gaji? Sekarang saya hanya ingin fokus pada performa tim, bukan gaji,” tegas Iwan.


Hmm, ambisi yang mulia dari seorang pelatih ternama. Membawa nama Aceh kembali merajai medan perang kompetisi sepakbola nusantara. Lantak Laju, Bang Iwan!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar